Sumbangan Ilmuan Muslim Terhadap Dunia Penerbangan
Abban Ibnu Firnas, Hazefern Ahmet Celebi, Lagari Hasan Celebi, Ilmuan yang fokus pada Dunia Penerbangan |
Qur’an Surat Ara’ad :11
Sejenak kita meninggalkan perdebatan-perdebatan mengenai permasalahan-permasalahan internal kita. perdebatan yang
mengakibatkan kita kehilangan gairah dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang
positif dan bermanfaat untuk masyarkat luas. juga sejenak mengabaikan
perbedaan-perbedaan sudut pandangan diantara kita, perbedaan pandangan ekstrim yang mengakibatkan kita lemah
dan mudah di adu domba. sambil menyeruput kopi yang hangat di hari yang indah
ini ditemani desiran angin pegunungan yang sejuk atas nama persaudaraan Iman, persaudaraan Islam, mari kita memulai sebuah
dialog positif tentang penemuan-penemuan spektakuler sejarah yang telah terlupakan.
Ya! dialog tentang penemuan-penemuan yang merubah kompas perjalanan hidup umat manusia dari perjalanan tiada arah dan tujuan menjadi perjalanan yang penuh dengan harmonisasi aturan serta tujuan-tujuan yang jelas dan terarah dalam bimbingan rabbaniyah. Dengan penemuan-penemuan tersebut lahirlah generasi-generasi emas yang mampu menerjemahkan pesan al-qur’an dan sabda rasulullah dengan Ayat-ayat semesta dalam kapasitas akal rasional umat manusia.
Ya! dialog tentang penemuan-penemuan yang merubah kompas perjalanan hidup umat manusia dari perjalanan tiada arah dan tujuan menjadi perjalanan yang penuh dengan harmonisasi aturan serta tujuan-tujuan yang jelas dan terarah dalam bimbingan rabbaniyah. Dengan penemuan-penemuan tersebut lahirlah generasi-generasi emas yang mampu menerjemahkan pesan al-qur’an dan sabda rasulullah dengan Ayat-ayat semesta dalam kapasitas akal rasional umat manusia.
Namun seiring dengan
perjalanan waktu ketika para penerjemah Al-Qur'an dan ayat-ayat semesta itu meredup, maka sebagian besar umat islam telah mulai melupakan penemuan yang sangat berarti
tersebut. Bahkan, sampai pada titik yang terjauh. Menganggap penemuan itu
mustahil telah di temukan. Dan, yang sangat menyedihkan lagi telah muncul
aggapan bahwa penemuan-penemuan teknologi spektakuler tersebut tidak ada
sangkut pautnya dengan pengenalan terhadap Sang Maha Pencipta.
Padahal, jika sejenak merenungkan kembali dengan membaca sejarah generasi terdahulu, pasti generasi muda Muslim akan tercengan bahwa dahulu kakek moyangnya merupakan para penemu ulung yang telah menorehkan tinta emas atas sumbangsih mereka terhadap ilmu pengetahuan.
Berikut ini nama-nama Ilmuan Muslim yang fokus pada Penerapan Ilmu Kedirgantaraan :
Padahal, jika sejenak merenungkan kembali dengan membaca sejarah generasi terdahulu, pasti generasi muda Muslim akan tercengan bahwa dahulu kakek moyangnya merupakan para penemu ulung yang telah menorehkan tinta emas atas sumbangsih mereka terhadap ilmu pengetahuan.
Berikut ini nama-nama Ilmuan Muslim yang fokus pada Penerapan Ilmu Kedirgantaraan :
Ismail Ibnu hammad Al-zawhari (Sang Pelopor)
Jauh sebelum Wright bersaudara menemukan teknologi penerbangan pada tahun 1903 Masehi disekitaran awal abad ke-19. Prof. Arslan Terzioğlu mengatakan bahwa, pada awal abad ke-7 Masehi Seorang ilmuan muslim yang bernama Ismail Ibnu hammad Al-zawhari yang berasal dari daerah Alfarab yang bersuku bangsa Turki mencoba melakukan penerbangan pertamanya dari atap mesjid Naisaburi dengan mengaitkan dua sayap yang terbuat dari kayu, kemudian ia memanggil masyarakat Naisabur untuk melihat penerbangannya.
Kemudian ia berkata kepada masyarakat saat itu “wahai masyarkat belum pernah sebelumnya ada penemuan seperti ini. Sekarang saya akan terbang sebelum mata kamu memandang. Dan perlu kalian ketahui Sesuatu penemuan yang terpenting di dunia ini adalah terbang ke langit” kemudian ia terbang dan beberapa waktu kemudian ia terjatuh dan meninggal. Setidaknya pada abad tersebut ilmuan muslim telah tertarik untuk meneliti dunia penerbangan.
Jauh sebelum Wright bersaudara menemukan teknologi penerbangan pada tahun 1903 Masehi disekitaran awal abad ke-19. Prof. Arslan Terzioğlu mengatakan bahwa, pada awal abad ke-7 Masehi Seorang ilmuan muslim yang bernama Ismail Ibnu hammad Al-zawhari yang berasal dari daerah Alfarab yang bersuku bangsa Turki mencoba melakukan penerbangan pertamanya dari atap mesjid Naisaburi dengan mengaitkan dua sayap yang terbuat dari kayu, kemudian ia memanggil masyarakat Naisabur untuk melihat penerbangannya.
Kemudian ia berkata kepada masyarakat saat itu “wahai masyarkat belum pernah sebelumnya ada penemuan seperti ini. Sekarang saya akan terbang sebelum mata kamu memandang. Dan perlu kalian ketahui Sesuatu penemuan yang terpenting di dunia ini adalah terbang ke langit” kemudian ia terbang dan beberapa waktu kemudian ia terjatuh dan meninggal. Setidaknya pada abad tersebut ilmuan muslim telah tertarik untuk meneliti dunia penerbangan.
Abbas Qasim Ibnu Firnas (Andalusia)
Penelitian-penelitian terhadap dunia penerbangan terus-menerus digeluti oleh ilmuan-ilmuan Muslim. Ilmuan berikutnya adalah Abbas Qasim Ibnu Firnas (di Barat dikenal dengan nama Armen Firman) dilahirkan pada tahun 810 Masehi di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol).
Dia dikenal ahli dalam berbagai disiplin ilmu, selain seorang ahli kimia, ia juga seorang humanis, penemu, musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi, dan seorang penggiat teknologi. Pria keturunan Maroko ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).Pada tahun 852, di bawah pemerintahan Khalifah Abdul Rahman II, Ibnu Firnas memutuskan untuk melakukan ujicoba ‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam sayap dari jubah yang disangga kayu.
Sayap buatan itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.
Penelitian-penelitian terhadap dunia penerbangan terus-menerus digeluti oleh ilmuan-ilmuan Muslim. Ilmuan berikutnya adalah Abbas Qasim Ibnu Firnas (di Barat dikenal dengan nama Armen Firman) dilahirkan pada tahun 810 Masehi di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol).
Dia dikenal ahli dalam berbagai disiplin ilmu, selain seorang ahli kimia, ia juga seorang humanis, penemu, musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi, dan seorang penggiat teknologi. Pria keturunan Maroko ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).Pada tahun 852, di bawah pemerintahan Khalifah Abdul Rahman II, Ibnu Firnas memutuskan untuk melakukan ujicoba ‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam sayap dari jubah yang disangga kayu.
Sayap buatan itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.
Keberhasilannya itu tak
lantas membuatnya berpuas diri. Dia kembali melakukan serangkaian penelitian
dan pengembangan konsep serta teori yang ia adopsi dari gejala-gejala alam yang
kerap diperhatikannya. Pada tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibnu
Firnas merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia.
Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba. Penerbangan yang disaksikan secara luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses.
Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba. Penerbangan yang disaksikan secara luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses.
Hazerfen Ahmet Celebi, Penerbangan Lintas Benua
Penemuan spektakuler dalam dunia penerbangan muslim selanjutnya yang berhasil memperbaharui sistem penerbangan adalah Hazerfen Ahmet Celebi dan Lagari Hasan Celebi pada periode 1630-1632 pada masa ke Khalifahan Usmani Sultan Murad IV. Dimana Aulia Celebi dalam buku Siyahat Namenya mengatakan Hazerfen Ahmet Celebi telah terbang 8-9 menit dari menara Galata yang terletak di lapangan Okmaydani wilayah Istanbul Eropa dengan menggunakan dua sayap burung buatan serta menggunakan bantuan arah angin barat dan timur.
Setelah itu ia mendarat dengan selamat di lapangan Doğacılar daerah Uskudar Istanbul bagian Asia. Jarak antara penerbangan adalah 3558 Meter menyebrangi laut marmara yang memisahkan Istanbul Eropa dan Asia. Penerbangan ini disaksikan oleh Sultan Murad IV sendiri dari Istana Sarayburnu.
Lagari Hasan Celebi (Usmani Turki)
(Patung Lagari Hasan Celebi) |
Masih banyak lagi
penemuan-penemuan ilmuan Islam dalam bidang teknologi dan disiplin ilmu lainnya
yang tidak dapat penulis paparkan disini. Tujuan dari pemaparan ini semua
adalah agar kita sebagai generasi muda Islam mampu bangkit kembali dan
menorehkan catatan emas sejarah kebangkitan. Mengutip perkataan Cendekiawan
Muslim Turki Hodja Efendi Muhammad Fethullah Gulen yang mengatakan “Kita sedang menunggu kebangkitan kedua umat
Islam” yah kita dengan penuh harap dan mengumpulkan
seluruh tenaga dan fikiran kita agar mampu merealisasikan kebangkitan kedua
umat Islam tersebut.
Kebangkitan tersebut
akan muncul dengan cara mengulang kaji ilmu-ilmu terapan baik yang sudah ada
maupun yang akan datang, dan tetap berpegang teguh pada dimensi keseimbangan antara
akal dan kalbu kita.
semoga kita bisa
bangkit kembali seperti benih-benih yang bermunculan di musim semi. Yang
berusaha keluar dari dalam cangkang kebodohan dan berusaha bebas dari dalam
tanah-tanah kegelapan untuk meraih cahaya matahari ke imanan. Yah
generasi-generasi emas ini sedang menunggu media-media yang akan merangsang
pertumbuhan mereka. Dan perlu kita ingat “Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubah
apa-apa yang ada pada diri mereka “Untuk itu jadikanlah diri kita sebagai
media bagi pertumbuhan mereka kelak.
0 Response to "Sumbangan Ilmuan Muslim Terhadap Dunia Penerbangan"
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan Sopan