Rumah Cahaya, Rumah Idamanan Para Pemuda Syurga
Rumah Cahaya |
Unsur-unsur raksasa, molekul-molekul besar, setetes tinta yang lahir dari molekul-molekul, semua bagian itu lahir dari sesuatu yang sederhana. Segala sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil. Di kesendirian, benih yang ditanam untuk menuai keberadaan, semuanya berawal dari satu hal kecil seperti sesosok individu atau sebuah rumah. Ketika memahami kalimat tersebut, ketahuilah bahwasanya bibit pertama yang disemai di lembah ketiadaan, bibit asal mula dari segala keberadaan adalah cahaya Agung Nabi Muhammad saw.
Dimulai dari Titik Cahaya terkecil
Dimana Rasullah saw pun
memulai dakwahnya dari sebuah rumah. Dimulai dari sebuah rumah yang kecil,
menjadi rumah-rumah besar kemudian menjadi kompleks-kompleks rumah dan ketika
kompleks-kompleks rumah dirasa masih terlalu sempit. Maka tibalah ketika
seluruh dunia menjadi satu rumah, dengan Mekkah sebagai mihrabnya dan Madinah
sebagai mimbarnya.
salah satu asabiqunal awwaluun |
Semua laki-laki dan wanita di seluruh dunia,
di seluruh permukaan bumi, dari yang berumur 7 hingga yang berumur 70 tahun,
adalah jamaah dari masjid ini. Telah tiba masa dimana para murid-murid dari
madrasah Rasulullah, jamaah dari masjid ini, menjadi elemen yang siap berjalan
di medan dakwah. Semuanya itu dimulai dari sebuah rumah, semuanya itu dimulai
dari satu atom yang kecil.
Ilustrasi Baca Buku Bersama |
Mengajar anak-anak Panti asuahan |
Ilustrasi Ujian Buku |
Dan sebagai penghubung kita yang terakhir,
sebagaimana yang digambarkan di surat An nur : "Fi buyuutin adzinallahu an turfa'a wa yudzkaro fiihaasmuhu
yusabbihu lahu fiihaa bil ghuduwwi wal aashool.
Kita bisa mengaitkan ayat tersebut dengan rumah-rumah
yang kita hidup di dalamnya. bahwasanya antara rumah cahaya dan ayat itu
telah terjadi munasebet (hubungan)
yang sangat dekat. Jika kita tidak menyukainya sangat
bisa dikhawatirkan tentang
keberadaan kita nantinya. Dimana rumah-rumah yang
dibahas dalam ayat ini, bisa dikatakan sebagai menara-menara tempat diumumkan kebangkitan
kembali kepribadian seorang muslim.
makan bersama |
Perlu juga kita mentadabburi tentang apa makna dari rumahnya
Arqam ibn Arqam (Darul Arqam). Apa makna dari ruang
kebahagiaannya (saadat) Rasulullah SAW. Serta tentang makna orang-orang yang dari
generasi seterusnya seperti Imam Gazali dan Imam Rabbani, yang
mengungkapkan cahaya dengan segala sisinya. Benar-benar semua ini saling terkoneksi dalam suatu
menara yang menjadi tempat dikumandangkannya adzan
dan
yang akan menyelamatkan kemuliaan kita umat manusia. Sungguh
rumah-rumah ini memiliki banyak
keistimewaan, serta mengambil contoh dari rumah Arqam ibn Arqam dengan
segala keistimewaannya. Rumah ini adalah
rumah yang bisa mengisi kekosongan yang muncul dari sifat manusiawi manusia.
Apabila kita
sedikit berkenan dengan ungkapan bahasa Perancis,tentu rumah ini bias
kita katakan
sebagai rumah-rumah pencharger
(pengisi baterai) hati kita dengan listrik iman dan Islam. Rumah-rumah ini juga
penuh
dengan cahaya yang menyinari kehidupan, rumah-rumah ini
penuh dengan tegangan metafisik yang menenangkan. Di rumah ini juga
dihasilkan
rencana-rencana dan proyek-proyek para arsitek masa depan. dan di rumah ini
banyak sekali orang-orang yang hatinya sudah matang, yang imannya
kuat atau kalau kita gunakan ungkapannya Baginda Nabi SAW: Orang-orang yang
meraih iman yang hakiki, orang-orang yang dapat membaca ayat-ayat
alam
semesta.
Dan mereka tumbuh dari rumah-rumah cahaya ini dan merekalah yang
membuka kemenangan-kebebasan (fatih) penjuru dunia [fathud-dunya]. Dimana
mereka
membebaskan dunia tidak lagi menunggang kuda dengan
pedang di tangan dan busur panah di punggungnya. Tetapi dengan Quran di tangan
mereka, sedang di tangan lainnya ada logika nalar, mereka bekerja untuk bisa
masuk ke dalam hati ummat, sebagai warisan-warisannya Allah mereka memberi
sesuatu, mereka pun bekerja untuk mengosongkan dan mengisi kembali dada
orang-orang di sekitarnya dengan cahaya iman dan islam dalam bingkai
persaudaraan.
Rumah Tempat Pengisian Kalbu dan Iman
Rumah Tempat Pengisian Kalbu dan Iman
Ilustrasi Kajian bersama |
Rumah-rumah ini melengkapi kekurangan
manusia-manusia tersebut seperti halnya yang dilakukan oleh
galangan
kapal, memperindahnya dengan ilmu sebagaimana yang dilakukan madrasah dan sebagaimana
yang dilakukan oleh sekolah. Khususnya seperti yang terjadi di masa dimana
semua pintu ilmu (madrasah dan masjid) digembok, rumah-rumah ini di masa itu
mengemban misi yang lebih berat lagi. Karena di masa itu rumah-rumah ini
mengemban tugas-tugas madrasah. Sebagiannya lagi mengemban tugas-tugas maktap (sekolah). Sebagiannya lagi
mengemban tugas-tugas tekke (rumah
tempat penyucian jiwa dari nafsu ammarah), sebagiannya lagi
mengemban tugas-tugas zaviyyah
(tempat pengajaran agama).
Datang dan lihatlah! ketika pondasi
rumah-rumah itu mulai disusun, ketika pondasi rumah-rumah itu disusun oleh
tangan sucinya SAW yang dimulai dizamannya SAW. Dan ketika masa-masa dimana
madrasah tidak ada (krn ditutup), ketika Sekolah pun dijauhkan dari misi
utamanya. Pintu-pintu Tekke digembok, pintu-pintu
zaviyyah diselot dan tidak mungkin
untuk bisa membuka pintu-pintu tersebut, dan kita tidak mungkin bisa
masuk melewati pintu-pintu yang terkunci tsb. Semua
misi, tugas, dan kewajiban berat ini pun diemban oleh rumah-rumah
cahaya ini, semua tugas pun jatuh kepadanya. Rumahpun akan berfungsi
sebagai sekolah, rumahpun akan berfungsi sebagai madrasah dimana diajarkan ilmu-ilmu Islam. Rumahpun akan
berfungsi sebagai Tekke dan rumahpun akan
berfungsi sebagai Zaviyye.
(Tulisan ini Adalah refleksi dari kehidupan
masyarakat Turki yang terbelenggu oleh sekulerisme dan ateistme yang
menyebabkan kehidupan beragama menjadi momok yang menakutkan. dikala itu mesjid, madrasah, zawiyyah, tekke
sebagai tempat masyarakat belajar dan mengajarkan Islam telah ditutup)
0 Response to "Rumah Cahaya, Rumah Idamanan Para Pemuda Syurga"
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan Sopan