Turki Usmani, Kisah Pilar-Pilar Batu yang Memanusiakan Manusia
Ilustrasi : Sultan Sulaiman Al-Qanuni dan Pilar Batu Sumber : www.10faktaunik.online |
“Tujuh golongan yang akan Allah naungi
pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.” Kemudian diantara yang
beliau sebutkan, “Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya, hingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kirinya.” (HR.
Bukhari, no.660 & Muslim, no.2427)
10Faktaunik.online-Seperti yang kita semua
tahu, sumber daya yang ada di bumi akan menyediakan kebutuhan untuk setiap makhluk, selama mereka arif
dalam penggunaannya. Konsep back to
nature, adalah pilihan yang
tepat
dan sangat etis untuk saat ini; ilmu ekologi dapat memberi tahu kita bahwa
Kerusakan lingkungan akan mengarah pada Kerusakan umat manusia itu sendiri,
tetapi ia tidak dapat memberi tahu kita
mengapa kehancuran seperti itu adalah suatu perbuatan yang salah dan buruk. Dan ini berkaitan dengan cara pandang manusia dalam melihat kerusakan
yang telah dilakukannya.
Sesuai dengan ajaran Islam,
untuk menunjukkan belas kasih dan toleransi
tidak hanya dilakukan kepada
sesama manusia saja tetapi toleransi harus
diterapkan kepada semua makhluk Tuhan, pembesar Utsmani melihat berdasarkan
kaidah alam tersebut, bahwa serigala lapar pasti diberi makan bangkai
oleh alam. Hal Ini
tidak hanya melindungi desa dari serangan serigala tersebut, tetapi juga
mencegah hewan predator itu memasuki daftar "spesies yang terancam
punah", karena menurut konsepsi mereka, "setiap makhluk hidup di
dunia ini sangatlah berharga". dari konsep tersebut mereka
mengembangkan Sarana untuk penyediaan kebutuhan semua ini, membentuknya
menjadi sebuah lembaga yang
sangat unik yang mereka sebut, sebagai "Wakaf/Yayasan". Dengan
demikian, Utsmani telah memiliki wakaf-wakaf yang mengurus pelestarian burung, kucing, mongrels, dan
margasatwa lainnya. - kepekaan ekologis yang sangat halus tersebut telah
menginformasikan semua tindakan mereka.
Baca Juga :
Melihat semua lembaga Fondation
dan
yayasan yang didedikasikan untuk pelestarian di dunia saat ini, orang tidak bisa tidak
mengingat para pendahulu mereka di zaman yang minim kesadaran akan pentingnya menjaga ekologi. Akan tetapi masyarakat dan pembesar Usmani
saat itu telah melakukan apa yang mereka saat ini lakukan.
Orang-orang Usmani biasanya tidak diberitahu tentang
hal-hal seperti itu secara keilmuan, dan kita belajar kepada mereka hanya secara kebetulan saja di
kemudian hari. Jika orang itu sendiri tidak mengetahui warisan budaya mereka
sendiri, orang lain mungkin akan memaafkan karena kurangnya pengetahuan dalam
hal ini.
contoh Pilar-Pilar Batu Sedekah warisan kesultanan Usmani |
Salah satu bagian dari
budaya Usmani yang prestisius dan layak untuk dikenang serta diterapkan dalam kondisi saat ini, adalah kepedulian
mereka terhadap pengentasan kemiskinan. Apa yang akan kita ini mungkin terdengar seperti dongeng hari ini,
namun itu adalah sebuah fakta kebenaran, mengutip contoh grafis dari "sistem harmoni"
yang dipopulerkan oleh Benedict. Usmani
memiliki pilar-pilar batu, kira-kira seukuran manusia, pilar-pilar batu
tersebut saat ini masih
dapat ditemukan di beberapa sudut-sudut
kota Istanbul.
Ilustrasi Pilar-pilar Batu yang diatasnya di letakkan uang agar bisa dimanfaatkan masyarakat yang memerlukan |
Batu-batu tersebut tidak
bertujuan untuk sesuatu yang misterius seperti peletakan sesajen ataupun
penyembahan roh-roh halus lainnya. Tetapi, batu tersebut bertujuan untuk penyelesaian
masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat usmani . Usmani menyebutnya
sebagai "Batu Amal" (sadaka tashi). Orang kaya yang ingin memberikan
donasi akan mencapai lubang di
bagian atas batu, di mana ia akan meletakkan donasinya. Kemudian, orang-orang yang membutuhkan akan datang, meraih, dan mengambil secukupnya sesuai dengan
kebutuhannya, dan meninggalkan sisa uang yang ada di tempat itu sehingga orang lain yang membutuhkan juga
dapat menegambilnya. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menjaga harga diri orang miskin, sehingga
menyelamatkan mereka dari rasa malu dan kehilangan muka. Tidak ada yang boleh memandang rendah orang-orang miskin.
Seperti Hadis Nabi SAW "Salah satu orang yang akan di naungi
oleh Allah di hari kiamat yang pada saat itu tidak ada naungan selain
naungan-Nya adalah orang- orang yang memberikan sedekah dan menyembunyikannya
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya". Jadi, hadist ini adalah sebuah jalan untuk menyelamatkan orang kaya dari sifat
kesombongan, ananiyyah, dan ego yang
besar.
Sultan Sulaiman Al-Qanuni |
pada masa pemerintahan
Sultan Usmani, tepatnya pada periode Sultan Suleiman yang Agung, juga terdapat hikmah bagaimana memuliakan kehidupan
masyarakat. Disebutkan bahwa ketika tentara Usmani berpawai untuk sebuah ekspedisi
perang, mereka memasuki kebun anggur dan
memakan buah anggur tersebut, setelah itu ranting-ranting buah anggur digunakan
untuk menggantung kantong uang di lokasi anggur yang baru saja mereka ambil
sebagai ganti dari anggur-anggur yang mereka makan. begitulah bentuk
kehati-hatian mereka dalam memasukkan sesuatu makanan kedalam tubuh. dan inilah
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Bangsa Usmani bisa menaungi sebagaian
besar dunia selama 6 abad
lamanya.
seakan semua ini
kedengarannya sangat
sulit untuk dipercaya, namun itulah fakta yang terjadi. bahwa
keturunan leluhur semacam itu masih mempertahankan makna batu amal sebagai
semacam jalan hidup mereka sehari-hari.
Apa yang mereka lakukan
sebagai hal yang biasa saja menurut mereka,
dengan sesuatu yang biasa menurut mereka tersebut kita bahkan, tidak bisa memimpikan
kebajikan tersebut hari ini.
jika konsep donasi mereka
tersebut di lakukan hari ini, dimana dibuat sebuah rekening yang terbuka untuk
umum, siapa saja boleh masuk dan mengambil uang yang ada direkening tersebut.
akan tetapi dapatkah di bayangkan bahwa simpanan uang di rekening tersebut tidak dicuri oleh orang lain? sebelum masyarakat
miskin yang membutuhkan dapat mengambilnya?
jawabannya ada pada diri
kita masing-masing.
Inti dari etika dalam kehidupan Usmani adalah : Perlakukan
setiap manusia seolah-olah dia adalah permata. Ini berarti bahwa seseorang
harus ditangani dengan hati-hati, sebagai makhluk yang bernilai tak terbatas.
Anda tidak akan menemukan adab-adab ini dalam buku-buku sejarah, yang jarang
menjelaskan kehidupan rinci dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat usmani,
dan itu sebenarnya adalah kehidupan ideal - bahkan kehidupan saat ini sangat
perlu diterapkan sebuah metode-metode yang mampu memberikan kemuliaan pada hati
dan harga diri manusia lainnya.
bukan memberikan sedekah
kemudian menyuruh masyarakat berbaris, terjadi desak-desakan sehingga korban
nyawa berjatuhan. masyarakat dengan kondisi fakir dan miskin memang perlu uang
dan makanan namun dengan cara ini, secara tidak langsung bukannya membatu
mereka malah kita menghancurkan harga diri mereka sebagai manusia.
Referensi :
Semoga pemimpin kita indonesia selanjutnya selalu dipenuhi kebajikan2 yang akan mencengangkan dunia.
ReplyDeleteCeritanya sangat menginspirasi
ReplyDelete